JAKARTA - Video pembantaian warga kecamatan Mesuji,
Ogan Komering ilir, Sumatera Selatan dan Kabupaten Mesuji, Lampung,
diduga kuat bukanlah terjadi di dua lokasi tersebut. Menurut pengamat
telematika, Heru Sutadi, dari analisis gambar, diketahui ada kejanggalan
dalam video kisah pembantaian warga yang berdurasi 7:17 menit tersebut.
“Pada menit 6:10 seorang pembantai menyebut apa yang mereka lakukan
adalah untuk Pattani Darussalam,” kata Heru saat berbincang dengan Okezone, Minggu (18/12/2011).
Untuk diketahui Pattani merupakan sebuah provinsi di wilayah Thailand
yang sejak lama ingin merdeka dari negar aitu. Posisinya berada di
Selatan negara Gajah putih dan berbatasan dengan Malaysia.
Heru menambahkan, adegan pemenggalan kepala yang disebut terjadi di
Mesuji tersebut merupakan bahasa-bahasa gambar yang menggambarkan
pembantaian akibat konflik agama.
Selain itu, Heru mengatakan jika dibandingkan adanya truk yang dipakai
di video mesuji 'penggal kepala', dengan truk yang dibakar di Mesuji
Lampung, terdapat perbedaan jenis. "Sehingga dipastikan, ada dua video
berbeda, dengan setting lokasi dan konflik berbeda," katanya
Heru menegaskan video tersebut asli, tapi berasal dari tempat yang
berbeda, konflik yang berbeda dan tentunya pelaku yang berbeda.
“Video yang ada gambaran orang tanpa kepala tubuh maupun pemenggalan kepala diyakini di Pattani, Thailand selatan,” katanya.
Secara terpisah, mantan Asisten Teritorial Kepala Staf TNI Angkatan
Darat Mayor Jenderal TNI (Purn) Saurip Kadi mengatakan, pelaku kekerasan
di Mesuji adalah aparat polisi. Meskipun, tuduhan ini sebelumnya sudah
dibantah Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.
“Kalau tidak polisi, siapa lagi. Memang hansip?,” ujarnya ketika ditemui di Kota Tegal, Minggu (18/12) siang.
Saurip Kadi yang mengaku sebagai perwakilan korban Mesuji juga mendesak
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera turun tangan mengungkap kasus
tersebut. Dia pesimistis tim pemerintah di bawah kepemimpinan Wakil
Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana mampu menemukan fakta sebenarnya.
“Presiden harus turun tangan, kalau tidak, maka arwah Sarwo Edhie
(mertua SBY) akan menangis,” katanya. “Denny dalam menghadapi Gayus saja
seperti binatang Luwing (Keluwing atau hewan kaki seribu yang lambat
gerakannya). Apalagi mengatasi bagini.”
Sebelumnya tokoh masyarakat Mesuji Agus Harahap dalam pertemuan dengan
Muspida dan Komisi III DPR, menegaskan tidak ada pembantaian hingga
menyebabkan 30 warga tewas di Mesuji. Dia juga meminta informasi tentang
hal tersebut diralat.
”Itu berita bohong dan ngawur yang menyebabkan Mesuji terkesan daerah barbar, tolong diralat,” kata dia, Minggu (18/12/2011).
Menurut dia, hanya dua orang yang tewas sepanjang 2011 akibat konflik
agraria di Mesuji, yaitu di lahan PT Sylva Inhutani pada awal 2011 dan
di areal PT BSMI pada 10 November 2011. Isu pembantaian terhadap 30
warga tersebut telah memberi kesan buruk terhadap pencitraan Kabupaten
Mesuji.
0 comments:
Posting Komentar