JAKARTA, KOMPAS.com - Ada sebagian warga Jakarta
yang tidak menikmati malam pergantian tahun bersama keluarga atau teman
lantaran mesti bekerja. Salah satunya adalah Parji, yang harus
meninggalkan keluarganya untuk mencari sesuap nasi di tengah hingar
bingar perayaan malam Tahun Baru di Pantai Carnival, Ancol, Jakarta.
Mengenakan
seragam berwarna biru dengan tulisan Pantai Carnival dan nomor punggung
17, lelaki hitam berkumis ini berkeliling Pantai Carnival sambil
membawa kantong plastik besar berwarna hitam. Ia tidak kenal lelah hilir
mudik di lokasi yang sama sejak pukul 18.00 WIB.
"Hari ini saya
lembur. Jadi masuk dari jam enam sore dan baru kembali ke rumah jam
delapan malam besok," kata Parji saat dijumpai di Pantai Carnival,
Ancol, Jakarta, Sabtu (31/12/2011).
Sehari-hari, Parji mulai
bekerja dari pukul 04.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Namun karena malam
Tahun Baru digelar event besar, bersama 29 temannya yang khusus
mengurusi Pantai Carnival Ancol, ia mulai masuk habis Maghrib dan akan
pulang pada pukul 20.00 WIB keesokan harinya.
Kendati demikian,
lelaki yang baru bekerja selama tiga bulan ini merasa penghasilannya
cukup untuk membiayai keluarganya. Selain itu, jika lembur maka ia
berhak mendapat tambahan penghasilan sebesar Rp 6000 per jamnya.
Sehingga uang tambahannya sesuai dengan lama lemburnya.
"Yah kalau
penghasilan cukup lah. Apalagi kalau lembur gini dapat tambahan juga.
Lumayan," ujar warga Pademangan ini sambil tersenyum.
Pekerjaan
sehari-harinya pun dinilai tidak terlalu merepotkannya. Tiap hari, ia
hanya tinggal berkeliling membawa kantong plastik besar hitam dan
menaruhnya di sudut yang ditentukan jika sudah penuh. Kemudian akan ada
truk yang mengangkat kantong plastik tersebut. "Dalam sehari, bisa satu
atau dua truk mengumpulkan sampah dari Pantai Carnival saja. Lokasinya
kan masing-masing," ujarnya.
Ia juga mengaku tidak keberatan
dengan pekerjaan yang dilakukannya saat ini. Mengingat dampak yang
diberikan pada masyarakat cukup besar dari profesinya yang kerap
dipandang sebelah mata dan dinilai sepele. Menurutnya, apapun yang
dikerjakannya harus tetap serius dan tak kenal lelah. Inilah Parji, si
pengumpul sampah yang tak kenal lelah.
0 comments:
Posting Komentar