TERKAIT
Untuk mendapatkan kabin yang lega, Mark mendorong bagian bawah dasbor di depan penumpang dan pengemudi ke arah depan. Alhasil, ruang kaki lega. Hal yang sama juga dilakukannya dengan menekuk bagian bawah jok pengemudi dan penumpang depan. Ruang kaki untuk penumpang belakang lega.
“Saya berusaha membuat shoulder di bawah kaca. Biasanya
mobil yang dirancang di Jepang lurus ke bagian. Dengan konsep saya,
kabin jadi l jadi lega. Pengemudi dan penumpang bisa menaruh tangan di
sandaran pintu,” jelas Mark.
Ia juga membuat dua semprotan pembersih kaca tidak berada pada kap
mesin. Bahkan kap mesin diusahakan tidak banyak tekukan dan hanya dibuat
aliran udara yang lancar. “Seperti memanfaatkan streamline ketika mengikuti bus di belakang,” jelasnya.
Mesin
Tidak hanya kabin, ruang mesin juga lega. “Ini gampang diservis atau diangkat,” komentar wartawan saat melihat mesin Agya dan Ayla ketika diperkenalkan.
Tidak hanya kabin, ruang mesin juga lega. “Ini gampang diservis atau diangkat,” komentar wartawan saat melihat mesin Agya dan Ayla ketika diperkenalkan.
Untuk hal ini, menurut Embay Sunaryo, tim berusaha merancang mesin dengan serviceability yang mudah. “Ini mesin baru meski basisnya sama dengan yang digunakan pada Daihatsu Xenia 1.000 cc,” jelas Embay.
Mesin yang digunakan kapasitas aslinya 989 cc, berteknologi DOHC
namun belum VVT-i. Kemampuan menghasilkan tenaga 65PS (48 kW) @6.000
rpm dan torsi 8,7 kgm (85 Nm ) @3.600 rpm.
Pembaruan yang dilakukan terhadap mesin, kalau mesin Xenia menggunakan blok dari besi cor, sekarang aluminium. Tutup kepala silinder juga diganti dari aluminium kini dengan resin-plastik. Hasilnya, bobot mesin turun 10 kg. “Semua untuk efisiensi,” jelas Embay bersama stafnya.
Hal tersebut diperoleh karena mesin baru tidak lagi menggunakan saluran buang (exhaust) yang terdiri dari tiga pipa panjang. “Sekarang terintegrasi pada kepala silinder,” lanjut Embay sembari memperlihatkan sistem saluran buang mesin ini. Hasilnya, saluran buang lebih pendek, disatukan dengan tempat untuk katalisator (catalytic converter) dan tempat untuk oksigen sensor.
Pembaruan yang dilakukan terhadap mesin, kalau mesin Xenia menggunakan blok dari besi cor, sekarang aluminium. Tutup kepala silinder juga diganti dari aluminium kini dengan resin-plastik. Hasilnya, bobot mesin turun 10 kg. “Semua untuk efisiensi,” jelas Embay bersama stafnya.
Hal tersebut diperoleh karena mesin baru tidak lagi menggunakan saluran buang (exhaust) yang terdiri dari tiga pipa panjang. “Sekarang terintegrasi pada kepala silinder,” lanjut Embay sembari memperlihatkan sistem saluran buang mesin ini. Hasilnya, saluran buang lebih pendek, disatukan dengan tempat untuk katalisator (catalytic converter) dan tempat untuk oksigen sensor.
Namun ketika ditanya, tes ekstrem yang telah dilakukan terhadap mobil ini, belum tidak dijelaskan dengan gamblang. Makin, kecepatan maksimum bila bisa dipastikan. Sedangkan konsumen bahan bakar yang ditargetkan 22 km per liter, dites di laboratorium mesin LIPI secara simulasi. (Bersambung)
0 comments:
Posting Komentar